Monday, December 11, 2006

Sumber Jambe Love Story (Part I)

Kalau baca judulnya, jadi ingat drama Asia “Tokyo Love Story” dengan lakon Rika akana dan Kanji nagao, emang sengaja buat judul yang bikin orang penasaran hi..hi. Kali ini pemerannya bukan Rika akana, tetapi Rika (penulis dw). Trus Kanji nagao-nya? Ya pantengin aja kisah2 seru selama 2 minggu di Sujam (Sumber Jambe). OK?

Mungkin aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata, tapi apa daya, aku telah berjanji untuk menceritakan pengalamanku selama di sujam. Mulai darimana ya?

H-1, hati berdebar2, pikiran galau, kekhawatiran mendominasiq, what’s happened with Rika? Hii bayangan sujam yang katanya teman2 PKL pendahulu-q yang kebagian tugas disana, sujam dikelilingi oleh kebun (jati, sengon, karet, kakao/coklat, kelapa, mindi dsb), panas, jalan penuh debu dan batu, mess yang sepi dan pak mantri yang sedikit keras dan menyebalkan, semua persepsi awal ttg sumber jambe membuat-q sedikit gusar, mampukah aku bertahan di Sujam selama 2 minggu?

Bismillahirrahmanirrohim, akhirnya hari minggu tanggal 26 nov jam 4.30 WIB aku berangkat naik kereta api, ngga langsung ke banyuwangi, tapi turun di Bangil terus naik bis ke probolinggo untuk jemput kakakku yang mau mengantarkanku ke banyuwangi, trus naik bis lagi ke banyuwangi. bukannya aku ngga’ berani berangkat dw kesana, tapi biasalah ortu berat melepas ananda bungsu tercintanya, ciee he…he…

Sungguh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, lewat hutan dan gunung di daerah jember, oia ada fenomena yang memilukan hati selama bis berbelok2 ditikungan gunung. Masya Allah banyak sekali pengemis yang berpencar dari atas gunung ampe’ kaki gunung, banyak dari ibu2 muda ampe’ mbah2, n’ ngga’ kalah krucil2 usia TK-SD meminta2 uang di pinggir jalan pada pengendara kendaraan, jumlahnya ngga’ cukup 1-10 orang, tapi buanyak sekali rasanya kalau dihitung, seperti pengemis bedol desa (sekampung gitu), aku hanya berfikir, pernahkah Sby-JK melewati area ini dan melihat penderitaan kaum dhuafa’ yang meronta-ronta dipinggir jalan meminta uang untuk meyambung nasib hidup-nya?

Akhirnya siang jam 1 tet, sampai jua aq di krikilan, katanya sih kalau mau k RS Bakti Husada (Rustida) naik delman, tapi waktu itu ngga’ ada delman, yang ada ojek, akhirnya nyewa 2 ojek, 1 untukku n’ kakak, 1 nya lagi untuk kedua bapak ojek. Bapak ojek sudah melaju kencang, eh lha kok motor yang kunaiki agak eror mana tuh kedua bapak dah ngga’ keliatan batang hidungnya lagi, wah gawat nih tar kalau tersesat gimana, tapi tuh bapak kok percaya ya sama aku n’ kakakku, lha kalau orang yang punya niatan jahat, kan bisa aja tuh motor kami bawa ngacir..he….he

So beberapa menit kemudian, akhirnya ketemu juga sama Rustida, istirahat di Mess Rustida yang sepi n’ lumayan besar, suasananya nyaman, tenang n’ tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran, depan an belakang mess ada taman, trus belakangnya lagi ada sungai yang jernih n’ sawah terasering. Pokoknya suasana desa nan permai deh. Hmm ngga’ bisa tidur nih, biasa tempat baru (belum adaptasi, susah tidur, apalagi ngga’ terbiasa tidur siang) jalan2 ke di taman, ke Rustida n’ cari makan di kantin. Awal-nya sih kakakku mau nganterin langsung ke Sujam naik motor ojek (nyewa 2 seperti tadi) tapi bapak ojeknya yang ngga’ sanggup, wah jauh mbak…70 km-an, weeks 70 km?. OK sms Pak mantri kapan aku dijemput, tilulit sms dari pak mantri, mbak Rika yang saya hormati n’ dimuliakan oleh Allah, sabar ya mbak…Allah mencintai orang2 yang sabar. Insya Allah nanti jemputan datang sekitar jam 8 malam. Jadi penasaran nih seperti apa sih Pak Yayan itu? Kalau dari sms-nya sih orang-nya baik, tapi kenapa teman2 pendahuluku jadi sebel ama beliau? Sampai2 semua berpesan, Rika tar kalau bapak-nya mulai nyebelin n’ mulai ceramah, tolong ya kamu wakili kami2 tuk nyeramahin balik beliau, mungkin kalau sama kamu beliaunya ngga’ berani nyeramahin kamu macem2. he..he aku Cuma nyengir aja, semakin penasaran aja nih sama bapak mantri…

Akhirnya kakakku pulang jam 4 sore, ngga’ bisa berlama2 nemenin aku, Bwi-Probolinggo lumayan jauh. Aku antar ke jalan raya dengan jalan kaki sambil menikmati indahnya pemandangan sawah dan gunung, ternyata ngga’ begitu jauh lho. Soale fokusnya ngobrol, cerita2 n’ menikmati pemandangan desa Glen More (bagus ya nama desanya). Nah akhirnya setelah kakak naik bis, aku sendirian, ogah ah jalan kaki naik delman aja, dah lama banget ngga naik delman, akhirnya naik delman/ dokar dari jalan raya ke Rustida, aku nikmati perjalanan, kasihan juga ya nih kuda kok dipecuti terus, ngomong2 tentang kuda aku jadi ingat beberapa tahun yang lalu waktu rekreasi ke Bromo, 1 tahun sebelum Bromo dinyatakan berbahaya, naik kuda ke puncak gunung, orang2 banyak memandang pada-q (Ge-er dikit gpp ^_^), mungkin yang terlintas dalam benak mereka, akhwat berjubah naik kuda….aneh!!!

Di mess sendiri, iiihhh sepi banget, mana cuacanya mendung lagi, jadi pingin nangis hiks…hiks melankolis banget, tapi apa yang membuat hatiku bersedih? Aku ngga’ sedang homesick ataupun merindukan keluarga n’ teman2ku. Aaah aku benci dengan suasana hati seperti ini, sudah cukup aku ngga’ mau mikirin yang ngga’2 n’ diluar kuasa-ku, Allah help me pliz…pliz buang semua pikiran yang membuatku sedih. Lho kok aku jadi nangis sih…Oh, no! Cukup Rik, jangan perturutkan perasaanmu yang ngga’ layak n’ ngga’ jelas itu, berpikirlah dengan jernih, dewasa, tenang seperti biasanya kau menghadapi setiap permasalahanmu, OK? OK! (ngomong2 dw nih ceritanya di mess kaya’ orang gila ^_^ he…he)

Adzan isya’-pun berkumandang, Ya Allah menunggu jam 8 aja kenapa lama-nya seperti sehari? Aduh cepetan po’o (mulai ngga’ sabar nih). Tok..tok mbak makan dulu, oia pak dimana? Disana , kata bapak penjaga mess2 (sambil menunjuk satu ruangan yang terang n’ ada suara TV). Aku masuk ruang makan, oops ada seorang dokter usia 30an yang sedang nonton TV, wah gimana nih jadi ber2-2an nih sama nih dokter, cepetan rik makannya n’ segera balik ke mess( dalam hati). Eh lha kok nih dokter malah ngajak ngobrol ngalor-ngidul, yang cerita kalau bliau adalah PPDS Unair, ngga’ bisa pulang karena jaga pasien, teman2 yang lain dah pulang, rumah beliau di sby, trus cerita kalau beliau punya istri drg, tapi PP kerja Sby-Bojonegoro tiap hari, punya 2 orang anak yang masih kecil. Wah ceritanya semakin melebar n’ memanjang aja nih dokter. Aah pusing, aha alasan siap2 mau dijemput aja deh biar aku selamat dari forum khalwat ini. (maaf ya dok ^_^)
Jam 8 lewat 15 menit, kok belum datang juga ya? Waktupun berlalu, jam 9 malam akhirnya datang juga yang menjemputku, nama beliau bapak Munawi dengan membawa mobil Taft, hii apakah aku akan ber2 dengan pak Munawi? (tanyaku dalam hati). Aku duduk di depan, kubuka jendela lebar2, (Ya Allah aku tahu, tidak seharusnya aku berdua dengan pak Munawi, apalagi malam hari, tapi sungguh saya terpaksa Ya Allah ampuni aku). Tapi alhamdulillah pertolongan Allah datang, di jalan raya bertemu bapak n’ ibu wakil manajer yang dari Jember ikut bersama kami. Huuua lega deh.

Perjalanan Rustida-Sujam memakan waktu 2 jam, setelah ngobrol di mobil sama pak n’ ibu wamen (wakil manajer), aku capek n’ ngantuk banget…akhirnya akupun tertidur. Sampai ditengah kebun antara setengah sadar n’ ngga’ sadar aku merasakan bahwa jalan jalan brliku2, bergeronjal2 ala paris dakkar (tubuhku bergoyang-goyang ke kanan ke kiri dan terpental, tuing2, aduh nih perut rasa-nya diaduk2, diluar mobil begitu sepi, begitu gelap, tak ada satupun lampu kecuali lampu mobil yang menyinari, aku pejamkan mata n’ membiarkan alam bawah sadar memikirkan hal lain selain jalan yang sedang kutempuh ini, mengalihkan perhatian). Jam 11 malam akhirnya sampai juga aku di mess setelah mengantar bapak n’ ibu wamen ke rumah beliau. Wah mess-nya pojok dw, sepi, depan n’ samping kenapa gelap bgini ya? Aah ga’ mau tahu deh, aku dah capek, pingin segera bobo’. Sekilas aku hitung kamar mess, ada 6 kamar n’ aku dikamar depan, kubuka pintu kamar...hmm lumayan besar dengan 1 bed ukuran nomer 2, 1 lemari, 1 meja rias, 1 meja n’ kursi, dan 1 kamar mandi dalam. Kuletakkan tas n’ segera ke kamar mandi untuk cuci muka n’ gosok gigi plus wudlu. N’ than aku baringkan tubuhku yang rasanya sudah nggak kuat lagi untuk beraktivitas yang lain selain tidur. Kucoba pejamkan mata, eeh ni mata kenapa ngga’ mau diajak kompromi, bukannya tadi dah ngantuk berat n’ badan dah capek, kok sekarang malah merem – melek ngga bisa tidur, perlu adaptasi nih. kupandangi setiap sudut kamarku, ih kenapa nih pikiran jadi parno gini ya? Ya Allah lindungi hamba-Mu ini dari setiap hal2 yang membahayakan diri dan jiwaku dari makhluk2Mu. Aku baca Al-qur’an bukan untuk mengusir penghuni disini, tapi untuk menenangkan hati dan pikiranku. Kalau aku ngga’ berbuat macam2 yang mengganggu ”penjaga dan penghuni disini” Insya Allah aman, dan aku pasrahkan semua keselamatan dan perlindungan diriku hanya pada-Mu semata Ya Allah. Akhirnya akupun terlelap tidur..zzz...zzz...zzz

Bersambung dulu ya...nantikan kisah selanjut-nya di Sujam Love Story Part II ^_^

No comments: