Wednesday, December 13, 2006

Sumber Jambe Love Story Part II

“Pagi Sumber Jambe”….kubuka jendela kamar, oops ternyata masih gelap, gelaaap sekali. “ Ya jelas masih shubuh Rik “ omel-q, Sang Surya masih bermalas-malasan untuk segera tersenyum pada dunia. Hmm enak-nya habis sholat shubuh n’ mbaca qur’an begini ngapain ya? Untung deh bawa buku n’ novel pinjaman dari teman2 (biar ga’ boring katanya, makasih ya pren2-q), kemarin selama diperjalanan dah 1,5 novel yang kubaca, pagi ini target 0,5 novel harus habis, lhap…lhap…lhap kulahap cepat kata demi kata di novel itu, selesaaaaiiiiii. Emang kalau disuruh baca bacaan ala novel n’ komik cepet-nya bukan main, coba kalau baca buku kuliah atau buku2 islam yang butuh pemikiran ekstra, wuuiiih beraat, ngantuuk, n’ banyak sekali godaan yang menghadang, ngga’ percaya? Coba aja….nih contoh-nya, ngga’ usah jauh2, aq dw! Selama musim ujian bukannya tambah mantengin diktat, eh malah nih diktat2 terbawa mimpi, melayang jauh n’ menyatu dalam alam bawah sadar, syndrome ngantuk selama musim ujian melanda ^_^ he…he (dasar!!!)

Sang Mentari mulai malu2 menampakkan wajah-nya di balik bukit n’ pepohonan Sujam, hmm masih remang2, kubuka pintu kamar….kupandangi setiap sudut mess yang semalam tak sempat kuperhatikan. Ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan n’ santai, ada TV 21”, dikelilingi oleh 6 kamar (3 kamar saling berhadapan) hanya kamar no-1 sebelah utara yang berpenghuni makhluk kasar (I’m alone), yang lain entahlah hanya kamar berisi bed2 dan kamar mandi tak bertuan. Kubuka pintu belakang, ada kolam ikan mujair dan koi, menyenangkan bisa melihat ikan2 yang lucu berenang kian kemari seakan2 tak peduli dengan kedatanganku (“ cuek banget sih nih ikan “), “Assalamu’alaikum ikan…kenalin aku Rika, selama 2 minggu aku akan disini, kamu mau kan jadi teman pertama-ku n’ temanku selama aku disini? ”, he..he…ini yang ngga’ beres siapa sih? Kok ngomong2 sama ikan? Ya bagaimana-pun, ikan juga makhluk Allah dia punya naluri juga, mungkin dia bisa merasakan apa yang kurasakan, “sok tahu loh Rik “ ^_^. Sudah ya Kan (panggilan untuk ikan)…aku mo’ jalan2 keluar rumah, pingin tahu ada apa aja disekitar rumah besar ini, Eh iya nih ada kandang burung, si burung kemana ya Kan?, ya…kamu kutanyain juga ngga’ bakalan jawab, kalaupun kamu jawab pasti aku juga ngga’ ngerti bahasa dunia-mu ^_^, bye…bye…Kan aku mo’ jalan2 dulu ya…Assalamu’alaikum”. Kupandangi bangunan sebelah kiri kolam ikan, hmm ada bangunan tapi sepi n’ tertutup, ini pasti rumah bapak manajer. Dibelakang dekat kolam ikan ada dapur yang juga lumayan luas. Ah…dapur tar aja deh aku kesana, ngga’ ada yang banyak kuperbuat pada diri-mu, karena aku juga ngga’ berminat untuk membuat sesuatu, lagian aku juga bukan orang yang hobby masak ^_^ tahu dw kan kalau aq ………….(ssstt off the record, membuka aib diri sendiri ^_^ jadi malu he…he).

Pintu depan kubuka, blak…Subhanallah…pantesan tadi malam nih depan n’ samping kanan rumah gelap banget, lha wong setelah pekarangan kecil dengan beberapa pohon mangga, ketela n’ pisang, ada berhektar2 kebun karet. Kuberjalan mendekati kebun karet, oops ngga’ bisa masuk, ada kawat tajam yang mengelilinginya, tapi seperti-nya ini just mengelilingi sekitar mess ini aja (biar aman), karena kulihat diseberang kebun ada orang yang bisa keluar masuk untuk mengambil getah karet. Kuamati orang tersebut mengambil satu persatu getah karet dalam cawan yang dilekatkan dipohon, kemudian dimasukkan kedalam ember yang dibawa-nya. Kulanjutkan langkah kaki-ku yang sempat terhenti oleh rasa penasaranku dengan aktivitas orang2 di kebun. OK waktu-nya kebelakang rumah, hmm bener2 pekarangan penuh buah, ada pohon mangga’, kelapa, salak, jambu, jambu air, pisang, papaya, dan rambutan. Tapi sayang, ngga’ ada yang masak. Oops ternyata, belakang pekarangan ada kebun kayu sengon, pohonnya tinggi sekali, n’ daunnya ngga’ terlalu lebat seperti karet. Nah…sekarang melangkah ke sebelah kiri mess, ada rumah bapak manajer yang menyatu dengan mess tampak lengang, disamping-nya (depan – kiri) ada kantor yang mulai ramai dengan karyawannya yang berdatangan, hmm nih kantor pagi banget sih buka-nya, ini kan masih jam setengah 6-an, wah orang sini rajin2 ya, ngga’ seperti orang surabaya dan sekitar-nya, tar aja deh aku ke kantor-nya sekalian nyerahin surat “tugas suci”, Ok balik ke mess lewat samping kiri rumah (tadi kan jalannya muterin mess searah jarum jam), Eh ternyata sebelah kiri mess-ku ada kolam ikan lagi, tadi di dalam mess, sekarang di luar mess, tapi diluar ada tamannya lho, eh ada pohon rambutan n’ duriannya juga, tapi sekali lagi, nih pohon emang berbuah tapi belum ada yang masak (belum rizki-ku kali ya…). Kudekati kolam ikan, ada pohon besar dengan bunga yang indah (seperti sakura, tapi berwarna ungu, hmmm so nice), kusapa si ikan “Assalamu’alaikum ikan… wah ikan ternyata kita emang berjodoh ya, kamu juga mau kan jadi temanku selama aku tinggal disini “? ^_^ (kumat lagi nih).

Udah hampir jam 6 nih, aku harus balik ke mess…(Cuma beberapa langkah doang kok), hmm ini bunga apaan ya? Bau-nya haruuum banget, bau aroma terapi lho (tepat depan kamar-ku), pantes tadi malam aku sempat tambah berpikir sedikit parno karena bau-nya yang masuk ke kamar-ku. Ok waktu-nya mandi….masuk rumah aaah. Lho kok sudah ada secangkir teh? Siapa yang buatin? Kulangkahkan kaki ke dapur, ada 2 orang ibu tersenyum pada-ku. Kusapa dulu kedua ibu tadi sambil mengulurkan tangan,
“Assalamu’alaikum, kulo Rika bu mahasiswa FKG. Kalau ibu? Tanyaku
“ bu lastri” kualihkan ke ibu satu-nya “ saya bu Tum “. Ooh inggih2 bu.
“ datang jam berapa mbak? “ Tanya bu lastri
” Jam 11 malam bu, kalian pak munawi, pak wamen n’ bu wamen” jawab-ku
” Lho kok malam banget mbak?” tanya bu lastri lagi
” Inggih bu, pak munawi jemput kulo jam 9 malem, tirose mobil setunggale mantun kecelakaan, dereng mantun diperbaiki, dadosipun pak munawi nyambut mobilipun pak wamen, trus ketemu pak wamen sekalian saking jember nyuwun dijemput di krikilan”
“ oo ngoten, Mbak itu teh-nya diminum ya”
“ Inggih bu, matur nuwun, ibu badhe tanglet, rencang2 kulo riyen berangkat dateng puskesmas jam pinten nggih bu? Puskesmasipun sebelah pundi? ”, kupikir bahasa Jawa akan lebih halus dan lebih sopan untuk bertutur kata dengan orang yang lebih tua, walaupun bahasa jawa-ku juga ngga’ terlalu kromo inggil banget. (Bagi pembaca yang ngga’ bisa berbahasa Jawa atau sedikit lupa dengan bahasa Jawa, tar cari primbon bahasa jawa ya…^_^)
“ Biasae nggih jam setengah pitu mbak2e berangkat, puskesmase sebelah rumahnya bu wamen, depannya pos satpam”.
“ Oo jam setengah pitu nggih, nggih-pun bu, kulo badhe siap2 berangkat” kulangkahkan kaki menjauhi dapur menuju ruang tamu untuk minum teh dan ke kamar mandi, ganti baju, berhias diri dsb. Hmm sudah jam setengah tujuh, sholat dhuha dulu ah setelah itu menghabiskan teh, pakai kaos kaki, sepatu n’ berangkaat…
“ Ibu saya berangkat dulu, Assalamu’alaikum “
“ Waalaikum salam ”, jawab kedua ibu tersebut
“ Eh mbak Rika, sarapan pagi-nya biasa-nya jam berapa?
” Terserah-pun bu, biasanipun rencang2 kulo jam pinten ”
” jam istirahat mbak, jam setengah sepuluh ”
” ooh nggih-pun sami, mboten nopo2, kulo terserah bu lastri mawon” jawabku (padahal sarapan-ku biasae pagi sebelum berangkat kuliah, kalau ngga’ sempat sebelum kuliah, paling juga makan jam 9 sebelum klinik, tapi disini kan status-ku sebagai tamu selama 2 minggu, n’ ngga’ mau ngrepotin orang)
” Sampun nggih bu, Assalamu’alaikum”
”waalaikum salam”

Aku-pun semakin menjauh dari mess, tanah berdebu dan berbatu kulalui, melewati taman depan-kiri rumah, dan kupandangi pohon durian yang berbuah muda, eh ternyata pohon durian itu seperti ini to, baru sekarang aku tahu dalam seumur hidup (ini aku yang ndeso, apa aku yang kekota-en yo, ampe’ ngga’ tahu pohon durian ^_^). Sengaja langkah kuperlambat untuk menikmati pemandangan Sujam, hmm ada kebun rambutan (ngga’ terlalu luas seperti kebun karet n’ sengon yang berhektar2), lagi2 buah-nya masih kecil n’ mungil, ngomong2 dekat mess-ku ini ada pabrik apa ya? Lho kok ada kelapa yang dikeringkan? Bau-nya semerbak...entah-lah aku ngga’ bisa mendefinisikan bau-nya, terlalu rumit antara gurih dan bau aneh yang bercampur jadi satu menusuk hidung ^_^. Kualihkan pandangan ke depan pabrik, ada TK (aku lupa nama-nya, padahal tiap hari kulewati), karena aku terlalu sibuk memandangi anak2 TK yang lucu, bermain ayunan, lompat kesana kemari, kejar-kejaran, melucur di papan luncur, dan bergelantungan di tangga yang berbentuk setengah lingkaran (whatever ya begitulah, aku ngga’ tahu namanya ^_^),” hmm menyenangkan sekali ”...pikir-ku, seakan2 mereka ngga’ punya beban kehidupan. Kulangkahkan kaki menuju puskesmas (asli-nya aku masih belum tahu, puskesmas-nya sebelah mana, walaupun bu lastri sudah memberi tahu, tapi aku blank daerah sini, tadi malam kan datang-nya jam 11 malam, gelap banget, ke rumah pak wamen untuk nurunin beliau aja antara sadar dan ngga’, mana gua tahu puskesmas sebelah mana). Yo wis pokoke melangkah terus, tar kalau tersesat paling juga masih di Sumber Jambe, ngga’ mungkin tersesat di Jakarta, lha wong Banyuwangi di ujung timur jawa mana bisa sampe’ Jakarta ujung barat pulau Jawa...iya kan? He...he.. sambil nyengir karena pikiran aneh tadi, aku tersenyum pada seorang cowok yang lewat di sampingku (emang sejak dari kejauhan tadi kuamati dia yang berjalan sendirian sambil bernyanyi), kulirik dia dan kukasih senyum termanisku ^_^, eh nih cowok malah mempercepat langkah kaki-nya, padahal belum kusapa. Jarang2 lho aku perhatian sama cowok, eh pas aku ngasih perhatian kok dia malah ngacir ya?...hua...ha...ha (dasar Rika, kasian deh lo Rik dicuekin ^_^).

Cowok itu terus mempercepat langkahnya meninggalkanku, sesekali dia balik memandangku, aku-pun juga demikian, ketika tatapan kami bertemu aku kembali tersenyum pada-nya ^_^ (sok genit lo Rik).

Halo….halo….pembaca…apa yang ada dalam benak kalian semua? Apakah Rika sudah lupa dengan idealisme-nya? Atau nih rika emang udah kesamper ”makhluk tak kasat mata” di kebun hingga berubah semakin parah, semakin liar dan semakin rusak aja? Apakah kondisi keimanan-nya sedang meluncur kebawah jurang hingga dia berkeinginan untuk menggoda si cowok?

BTW penasaran sama cowok pertama yang kuberi senyuman termanis di Sujam? Apakah dia yang akan berperan sebagai Kanji Nagao seperti kisah "Tokyo Love Story"? Nantikan serial Sumber Jambe Love Story Part III, dan seperti-nya akan ada Part IV bahkan mungkin Part V dst (nih Part II aja, masih pagi hari pertama). Jadi sabar ya....n’ tetep stay tune in www.rerekaka.blogspot.com, senang deh buat orang penasaran….aQ ucapin selamat berpenasaran ria ^_^ he...he...he

No comments: