Sunday, May 28, 2006

Mahasiswa Ngomongin Politik?

Sebenernya aneh ngga’sih kalau mahasiswa ngomongin politik? Survey membuktikan (pengamatanQ pada mahasiswa FKG dw) sebagian besar mahasiswa ngga’ mau tahu dengan kondisi umat. Jangankan ngomongin apa yang terjadi di negeri2 muslim seperti Palestina, Irak, Iran, Aghanistan dsb. Ngomongin kondisi Indonesia sendiri aja ngga’ngeh n’ kurin banget (baca : kurang informasi banget). What’s wrong with Freeport, Pertamina, UU Tenaga Kerja, UU Reproduksi, n’ UU Anti Pornografi-Pornoaksi (sekarang udah ganti UU Pornografi n’ Ponoaksi) diajak mikir kearah sana aja susahnya minta ampun.

Sungguh Ironis, mahasiswa yang diharapkan oleh umat sebagai Agent of Change sudah sangat jarang ditemui. Sebenernya apa yang diharapkan oleh Perguruan Tinggi agar mampu mencetak generasi bangsa yang berkualitas? Apakah hanya IP diatas 3,.. , kemudian mahasiswa-nya dicari-cari n direkrut oleh perusahaan ternama untuk bekerja di perusahaan tersebut, dan mendapat gaji yang banyak serta dapat hidup mapan? Atau ingin menjadikan perguruan tinggi tersebut go Internasional?

Begitulah kalau frame pendidikan kita saat ini berdiri atas landasan system kapitalis-individualis. Biaya pendidikan mahal, kurikulum pendidikan kapitalis, mahasiswa hanya diajari teori-praktikum-dan teori. Dituntut belajar-belajar-dan belajar, membuat mahasiswa semakin SO (baca : study oriented) untuk berlomba2 mendapatkan IP mendekati 4. Mahasiswa semakin individualis, memikirkan dirinya sendiri bagaimana agar “cita2-nya” tadi (IP 4, kerja mapan, gaji banyak, ahli dibidang-nya saja dsb) tercapai. Diluar itu, yang difikirkan n’ yang diomongkan hanya seputar bagaimana pemenuhan kebutuhan dia, nanti makan apa, besok pakai baju apa, shopping dimana, film2 terbaru, musik si A-si B sampai si Z yang katanya lirik-nya pas banget menyentuh hati, ngomongin ortu, keluarga ataupun kekasihnya.

Well…well jika kondisi ini dibiarkan, bagaimana nasib umat ke depan? Kalau ternyata orang2 yang diharapkan untuk merubah kondisi terpuruk ini, tidak terbiasa berfikir kritis dan analisis terhadap semua yang terjadi pada umat? Kepada siapa lagi umat akan berharap, jika kaum intelektual-nya, generasi penerus-nya ternyata hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri?

Tak jarang, teman2 yang sering membicarakan artis A-B-C dsb, film2 terbaru di bioskop, musik-nya si D-E-F yang asyik banget didengerin, dan ketika pembicaraan tersebut dialihkan pada “mikirin kebijakan pemerintah” yang sering tidak berpihak pada rakyat, tapi berpihak pada kaum kapitalis pemegang saham, ekspresi ceria n’ familiar tadi perlahan2 berubah, “Udah deh ngga’ usah mikirin pemerintah, terlalu berat mikirin mereka, mikirin klinik n’ kuliah aja susah-nya minta ampun”. “Ngurusin diri qta aja udah repot, kok malah mikirin urusan masyarakat”.

Wow…luar biasa (ironis maksud-nya), kemanakah idealis para mahasiswa yang katanya sebagai Agent of Change? Wahai Mahasiswa Bangkitlah!!!

No comments: